Garuda Indonesia membersamai pertumbuhan Indonesia sebagai bangsa. perjalanannya pun mengalami pasang surut. Mulai dinasionalisasi, dipepet terus Belanda, hingga aksi fraud berulang yang berujung pada rusaknya kinerja.
Setelah melalui periode Covid-19 dan keberhasilan restrukturisasi melalui PKPU, kini Garuda Indonesia menatap masa depan dengan ekspektasi peningkatan kinerja yang berujung pada profitabilitas, juga perbaikan tata kelola.
Sebelum terlilit utang senilai Rp142 triliun dan mengupayakan restrukturisasinya pada 2022, pada 2006 Garuda Indonesia telah lebih dahulu terbelit utang sebesar US$794,6 juta atau sekitar Rp7,35 triliun, hasil dari kebijakan pembelian pesawat pada 1990-an yang diduga bermasalah.
Dalam perjalanannya dari awal berdiri saat Indonesia masih seumur jagung hingga saat ini, Garuda Indonesia dan KLM, perusahaan dirgantara Belanda, terus saling terkait. Sebelum dinasionalisasi, Garuda Indonesia dulunya adalah perusahaan patungan antara Indonesia dan Belanda.
Lihat memoria lainnya