Bisnis.com, JAKARTA -- Setelah kinerja kuat pada 2024, saham PT Summarecon Agung Tbk. (SMRA) menguat pada 5 hari terakhir. Walau begitu, dengan harga per lembar Rp400, saham emiten properti ini masih melemah 21,57% sejak awal tahun 2025.
Blackrock dan Vanguard menjadi dua investor besar yang mengoleksi saham SMRA. Namun, keduanya punya gerak yang berbeda di saham SMRA pada awal 2025.
Mengutip terminal Bloomberg, Senin (17/5/2025), Vanguard terpantau sedikit mengurangi saham SMRA pada 3 bulan pertama 2025 dibandingkan akhir 2024. Dengan total lembar saham yang dikoleksi sebanyak 531,80 juta lembar, Vanguard bertengger sebagai pemegang saham terbesar keempat SMRA.
Jumlah saham SMRA yang dikoleksi Vanguard itu menyusut sebanyak 351.366 lembar dibandingkan akhir 2024 yang sebanyak 532,15 juta lembar. Jumlah lembar saham SMRA yang dimiliki Vanguard itu tidak berubah pada 2 bulan terakhir.
Selain Vanguard, ada juga Dimensional Fund Advisors LP yang mengurangi saham publik SMRA. Dimensional menempati posisi kedelapan pemegang saham publik SMRA dengan menggenggam sebanyak 203,74 juta lembar.
Jumlah saham SMRA yang dimiliki Dimensional itu menciut lebih dari 5,51 juta lembar jika dibandingkan akhir 2024. Pada Desember lalu, Dimensional mengoleksi sebanyak 209,26 juta lembar saham SMRA.
Selain dua nama beken itu, ada juga nama lain yang cukup mencolok mengurangi saham SMRA. Matthews International Capital Management LLC, lembaga investasi berbasis di Hong Kong tercatat telah melepas lebih dari 51,13 juta lembar saham SMRA.
Lembaga ini melepas saham SMRA pada Januari dan Maret 2025 sehingga total saham SMRA yang dimiliki menjadi tinggal lebih dari 18,43 juta lembar.