Bisnis.com, JAKARTA – Sepanjang awal tahun ini, rupiah terus keok di hadapan dolar Amerika Serikat (AS), bahkan sempat menyentuh Rp16.891 dan menjadi mata uang terlemah di kawasan Asia Tenggara.
Efek domino yang ditimbulkan dari kondisi ini pun cukup berat. Dolar AS yang terus menguat mendorong kenaikan biaya produksi akibat importasi bahan baku dan penolong yang makin mahal.