Bisnis.com, JAKARTA– Setelah ledakan likuiditas di era pandemi mereda, investor mulai putar arah tak terkecuali di sektor startup. Di Asia Tenggara, startup deep tech masih jadi incaran, bukan karena hype melainkan karena potensinya yang strategis seperti ketahanan pangan hingga netralitas karbon.
Deep tech dalam hal ini merujuk pada kategori inovasi teknologi yang didasarkan pada terobosan ilmiah atau rekayasa tingkat lanjut dan membutuhkan waktu riset serta pengembangan yang panjang.